Assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarakatuh....
Dalam tulisan kali ini, aku ingin berbagi pengalamanku karena dalam beberapa hari kemarin, aku menantang diriku sendiri untuk keluar dari zona nyaman sebagai manusia. Loh kok gitu? Iyaaa memang begitu adanya.
Sadar ga sih kita, kehidupan saat ini sungguh memperdaya. Segalanya tersedia, segalanya mudah untuk didapatkan hanya dengan bermodalkan jari jempol saja. Ingin berbicara dengan teman tinggal siapkan jari mu untuk memencet tombol dilayar gadgetmu. Ingin menonton film atau berita yang sedang uptodate tinggal pilih kemudian pencet. Hingga sampai ketika kamu lapar, tidak ada makanan yang bisa mengganjal rasa laparmu, maka tinggal pencet nomor telepon restoran yang kamu inginkan dan dengan segera mereka datang membawa pesananmu.
Luar biasa hebat, bukan?!!!
Entah kenapa tiba-tiba aku kepikiran tentang kehidupan pada zaman dulu yang hidup terbatas tanpa teknologi seperti saat ini. Di dalam kamar, ku renungi bagaimana kemudahan yang aku dapatkan saat ini membutakan atau bahkan melemahkan kemampuan kita. Disamping banyak pula sisi positif dari penggunaan teknologi itu sendiri tentunya yaaa....
Namun bukan itu yang ingin ku bahas pada cerita kali ini. Atas dasar perenungan yang ku lakukan pada malam itu maka aku ingin men-challange diriku sendiri untuk keluar dari zona nyaman dengan ambil bagian dalam challange #NoGadgetChallange.
Nah....di challange kali ini, aku memaksa (iyaa memaksa) diriku untuk tidak menggunakan gadget selama beberapa hari. Sempat khawatir bagaimana jika ada informasi penting dari grup forum menulisku di WhatsApp. Bagaimana aku mengubungi teman-temanku sementara tak ada satupun nomor telepon yang ku hafal. Belum lagi seluruh data-data laporan kegiatan terbaruku tersimpan di gadget itu. Ampuuunnn....sudah resah saja diriku -_-
Tapi balik lagi ku merenungi, apakah tanpa gadget kita bisa mati? Orang-orang zaman dulu yang hidup tidak dengan teknologi secanggih seperti saat ini masih ada tuh yang hidup dan berumur panjang. Lagipula, challange ini tidak selamanya kok, pikirku. Kemudahan dari kecanggihan teknologi saat ini merupakan "berkah yang HQQ" untuk generasi millenial atau kids zaman now seperti kami, jadi yaaa di syukuri saja. Namun, tetap harus sadar batas-batas menggunakannya supaya tidak terperdaya.....
-------------
Kamis, (09/11/2017) Pada hari pertama challange merupakan masa-masa yang begitu amat berat. Biasanya alarm subuh berbunyi membangunkan anak gadis ((anak gadis hahaha)) yang masih tidur terlelap, tapi pagi itu tidak ada. Alhasil alarm manual yang tidak kuduga-duga berbunyi dengan nyaringnya. (baca: teriakan mamaku) 😆🙈 Okee, kalau ini aku langsung bangun haha
Menjelang siang, justru cobaan semakin berat. Bayangkan, bertahun-tahun kamu menggunakan smartphone hingga menjadi hafal letak tombol-tombolnya sehingga tanpa melihatpun kamu tetap bisa mengoperasikannya. Namun saat ini, fasilitas itu hilang. Boom!!!💥
Aku kembali terdiam dikamar. Kembali merenungi challange yang baru saja ku buat ini. Godaan untuk menyudahi challange muncul. Dasar syetan, masa iyaa aku kalah dari orangtua zaman dulu.
Akhirnyaa, aku mencoba mengalihkan kebiasaan bermain gadget dengan fokus pada apa yang ada didepan mataku. Selama aku pergi melaksanakan pengabdian di desa orang, kamar ku belum sempat ku rapikan, begitu berantakan seperti kapal pecah. Maka, ketika challange ini ku lakukan, menjadi waktu yang tepat untuk ku kembali melakukan hal-hal sudah lama tidak ku lakukan.
Pertama, ku rapihkan kamar ku. Kemudian pohon cabe yang ku tinggal melakukan pengabdian tidak ada yang merawat sehingga kembali ku sirami lagi, ku berikan pupuk supaya kembali hijau dan berbuah. Asal kamu tahu ya, merawat pohon cabe itu mudah namun tidak banyak orang yang memanfaatnya. Jika tidak ada space, menanam saja di dalam pot. Kalaupun pohon cabe itu sudah kering dedaunannya, akan bisa kembali hidup dan tumbuh asalkan terus dirawat, rutin disirami air dan diberikan nutrisi berupa pupuk.
--------------
Jumat, (10/11/2017) Pada hari ini kemajuan untukku dimana aku bangun dengan sendirinya. Tanpa Alarm handphone dan juga tanpa alarm manual (teriakan mama >.<). Mungkin karena semalam aku tidur cepat dan tidak larut malam. Hmmm....oke juga nih.
Hari ke-2 #NoGadgetChallange, aku mencoba membuat list kegiatan supaya hal-hal yang sudah lama tidak ku lakukan dapat kembali ku lakukan.
--------------
KESIMPULANNYA:
Hidup tanpa menggunakan gadget, Aku jadi bisa melakukan hal-hal yang sudah lama tidak ku lakukan. Tidak melulu menjadi generasi nunduk (baca: main hp) tapi kini jauh lebih melihat ke lingkungan sekitar seperti bermain dengan kucing peliharaan, bermain dengan sepupu yang masih kecil gemes-gemes, ngumpul sama tetangga sekitar ataubermain dengan Gadget orang lain #Ehhhh
Atau menjadi rajin melihat ke atas (baca: melihat jam) kok jadi merasa waktu berjalan begitu lambat yaa?
Kemudian sholat menjadi lebih tepat waktu, lebih khusyu, berdoa menjadi lebih panjang (tidak teburu-buru), produktivitas diriku bertambah dengan terselesaikannya bacaan buku yang berhasil ku tamatkan.
Hmm....aku jadi berpikir. 24 Jam waktu dalam sehari cukup panjang sebetulnya untuk memaksimalkan produktivitas, menyelesaikan tugas yang belum terselesaikan. Tapi kok, baru ku sadari sekarang yaa?
Meski begitu, aku masih sering tergoda untuk menyudahi challange ini dan segera nyalahin gadget. Pembelaanku atas dasar itu karena semua data-data penting ada disana. Jadwal pertemuan rutin dalam forum menulisku yang sudah lama ku absen, deadline tugas yang harus dikumpulkan, tidak ada yang ku ingat kapan itu di otak ini.
Aku jadi mikir kembali, dibalik berjuta-juta manfaat yang ku rasakan dalam kecanggihan teknologi, tapi disisi lain kecanggihan teknologi dari gadget ini justru memperlemah, memperdaya dan menumpulkan kemampuan ingatanku. Segalanya ku simpan di gadget, sedikit-dikit buka gadget, padahal bisa saja sewaktu-waktu gadget ini rusak bahkan hilang. Sementara memory yang abadi yang ada di kepala, ku biarkan sedikit sekali bekerja. Hmmm.....
--------------
*Terbaru, setelah Challange No Gadget ini, aku ingin kembali menantang diri untuk meng-iya-kan challange dari temanku. Dia memberikan ChallangeNoMieInstan dan ChallangeAirMineral selama satu tahun.
Jadi pada challange ini, kita tidak boleh makan mie instan yang menggoda itu dan hanya boleh meminum air mineral atau air putih saja. Menurutku, challange ini baik untuk tubuh kita sebagai detox, soo....bagi kalian yang mau ikutan, yuk barengan?
Dalam tulisan kali ini, aku ingin berbagi pengalamanku karena dalam beberapa hari kemarin, aku menantang diriku sendiri untuk keluar dari zona nyaman sebagai manusia. Loh kok gitu? Iyaaa memang begitu adanya.
Sadar ga sih kita, kehidupan saat ini sungguh memperdaya. Segalanya tersedia, segalanya mudah untuk didapatkan hanya dengan bermodalkan jari jempol saja. Ingin berbicara dengan teman tinggal siapkan jari mu untuk memencet tombol dilayar gadgetmu. Ingin menonton film atau berita yang sedang uptodate tinggal pilih kemudian pencet. Hingga sampai ketika kamu lapar, tidak ada makanan yang bisa mengganjal rasa laparmu, maka tinggal pencet nomor telepon restoran yang kamu inginkan dan dengan segera mereka datang membawa pesananmu.
Luar biasa hebat, bukan?!!!
Entah kenapa tiba-tiba aku kepikiran tentang kehidupan pada zaman dulu yang hidup terbatas tanpa teknologi seperti saat ini. Di dalam kamar, ku renungi bagaimana kemudahan yang aku dapatkan saat ini membutakan atau bahkan melemahkan kemampuan kita. Disamping banyak pula sisi positif dari penggunaan teknologi itu sendiri tentunya yaaa....
Namun bukan itu yang ingin ku bahas pada cerita kali ini. Atas dasar perenungan yang ku lakukan pada malam itu maka aku ingin men-challange diriku sendiri untuk keluar dari zona nyaman dengan ambil bagian dalam challange #NoGadgetChallange.
#NoGadgetChallange itu adalah tantangan untuk tidak menggunakan gadget."Apa itu gadget? Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Ciri yang mudah dikenali dari gadget dan yang membedakan dengan perangkat elektronik yang lainnya adalah adanya unsur "kebaruan". Artinya, gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia lebih praktis, contohnya seperti smartphone, laptop maupun netbook.
Nah....di challange kali ini, aku memaksa (iyaa memaksa) diriku untuk tidak menggunakan gadget selama beberapa hari. Sempat khawatir bagaimana jika ada informasi penting dari grup forum menulisku di WhatsApp. Bagaimana aku mengubungi teman-temanku sementara tak ada satupun nomor telepon yang ku hafal. Belum lagi seluruh data-data laporan kegiatan terbaruku tersimpan di gadget itu. Ampuuunnn....sudah resah saja diriku -_-
Tapi balik lagi ku merenungi, apakah tanpa gadget kita bisa mati? Orang-orang zaman dulu yang hidup tidak dengan teknologi secanggih seperti saat ini masih ada tuh yang hidup dan berumur panjang. Lagipula, challange ini tidak selamanya kok, pikirku. Kemudahan dari kecanggihan teknologi saat ini merupakan "berkah yang HQQ" untuk generasi millenial atau kids zaman now seperti kami, jadi yaaa di syukuri saja. Namun, tetap harus sadar batas-batas menggunakannya supaya tidak terperdaya.....
-------------
Kamis, (09/11/2017) Pada hari pertama challange merupakan masa-masa yang begitu amat berat. Biasanya alarm subuh berbunyi membangunkan anak gadis ((anak gadis hahaha)) yang masih tidur terlelap, tapi pagi itu tidak ada. Alhasil alarm manual yang tidak kuduga-duga berbunyi dengan nyaringnya. (baca: teriakan mamaku) 😆🙈 Okee, kalau ini aku langsung bangun haha
Menjelang siang, justru cobaan semakin berat. Bayangkan, bertahun-tahun kamu menggunakan smartphone hingga menjadi hafal letak tombol-tombolnya sehingga tanpa melihatpun kamu tetap bisa mengoperasikannya. Namun saat ini, fasilitas itu hilang. Boom!!!💥
Aku kembali terdiam dikamar. Kembali merenungi challange yang baru saja ku buat ini. Godaan untuk menyudahi challange muncul. Dasar syetan, masa iyaa aku kalah dari orangtua zaman dulu.
Akhirnyaa, aku mencoba mengalihkan kebiasaan bermain gadget dengan fokus pada apa yang ada didepan mataku. Selama aku pergi melaksanakan pengabdian di desa orang, kamar ku belum sempat ku rapikan, begitu berantakan seperti kapal pecah. Maka, ketika challange ini ku lakukan, menjadi waktu yang tepat untuk ku kembali melakukan hal-hal sudah lama tidak ku lakukan.
Pertama, ku rapihkan kamar ku. Kemudian pohon cabe yang ku tinggal melakukan pengabdian tidak ada yang merawat sehingga kembali ku sirami lagi, ku berikan pupuk supaya kembali hijau dan berbuah. Asal kamu tahu ya, merawat pohon cabe itu mudah namun tidak banyak orang yang memanfaatnya. Jika tidak ada space, menanam saja di dalam pot. Kalaupun pohon cabe itu sudah kering dedaunannya, akan bisa kembali hidup dan tumbuh asalkan terus dirawat, rutin disirami air dan diberikan nutrisi berupa pupuk.
--------------
Jumat, (10/11/2017) Pada hari ini kemajuan untukku dimana aku bangun dengan sendirinya. Tanpa Alarm handphone dan juga tanpa alarm manual (teriakan mama >.<). Mungkin karena semalam aku tidur cepat dan tidak larut malam. Hmmm....oke juga nih.
Hari ke-2 #NoGadgetChallange, aku mencoba membuat list kegiatan supaya hal-hal yang sudah lama tidak ku lakukan dapat kembali ku lakukan.
--------------
KESIMPULANNYA:
Hidup tanpa menggunakan gadget, Aku jadi bisa melakukan hal-hal yang sudah lama tidak ku lakukan. Tidak melulu menjadi generasi nunduk (baca: main hp) tapi kini jauh lebih melihat ke lingkungan sekitar seperti bermain dengan kucing peliharaan, bermain dengan sepupu yang masih kecil gemes-gemes, ngumpul sama tetangga sekitar atau
Atau menjadi rajin melihat ke atas (baca: melihat jam) kok jadi merasa waktu berjalan begitu lambat yaa?
Kemudian sholat menjadi lebih tepat waktu, lebih khusyu, berdoa menjadi lebih panjang (tidak teburu-buru), produktivitas diriku bertambah dengan terselesaikannya bacaan buku yang berhasil ku tamatkan.
Hmm....aku jadi berpikir. 24 Jam waktu dalam sehari cukup panjang sebetulnya untuk memaksimalkan produktivitas, menyelesaikan tugas yang belum terselesaikan. Tapi kok, baru ku sadari sekarang yaa?
Meski begitu, aku masih sering tergoda untuk menyudahi challange ini dan segera nyalahin gadget. Pembelaanku atas dasar itu karena semua data-data penting ada disana. Jadwal pertemuan rutin dalam forum menulisku yang sudah lama ku absen, deadline tugas yang harus dikumpulkan, tidak ada yang ku ingat kapan itu di otak ini.
Aku jadi mikir kembali, dibalik berjuta-juta manfaat yang ku rasakan dalam kecanggihan teknologi, tapi disisi lain kecanggihan teknologi dari gadget ini justru memperlemah, memperdaya dan menumpulkan kemampuan ingatanku. Segalanya ku simpan di gadget, sedikit-dikit buka gadget, padahal bisa saja sewaktu-waktu gadget ini rusak bahkan hilang. Sementara memory yang abadi yang ada di kepala, ku biarkan sedikit sekali bekerja. Hmmm.....
--------------
*Terbaru, setelah Challange No Gadget ini, aku ingin kembali menantang diri untuk meng-iya-kan challange dari temanku. Dia memberikan ChallangeNoMieInstan dan ChallangeAirMineral selama satu tahun.
Jadi pada challange ini, kita tidak boleh makan mie instan yang menggoda itu dan hanya boleh meminum air mineral atau air putih saja. Menurutku, challange ini baik untuk tubuh kita sebagai detox, soo....bagi kalian yang mau ikutan, yuk barengan?