Sabtu, 07 Desember 2013

Catper Gunung Slamet 3.428mdpl

Gunung Slamet 3.428 Mdpl
LSO KMLA Garuda Fidkom
Oleh:
Arianne Sarah
Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah. Maka, dengan menyandang gelar gunung tertinggi di Jawa Tengah, tentunya gunung Slamet ini memiliki jarak tempuh perjalanan yang cukup panjang sekitar 8-9 jam waktu normal, karakter medan yang dilalui sulit dan kering namun terbayar dengan pemandangan yang indah menjadikan gunung Slamet ini menjadi istimewa dan banyak dikunjungi para pendaki.
Untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Slamet, seorang pendaki harus melewati 9 pos terlebih dahulu. Dari 9 pos tersebut, hanya ada 3 shelter, 1 tempat mata air dan 1 tempat yang dianggap angker atau biasa disebut pasar setan. 3 sehelter itu hanya ada di pos 1, pos 5 dan pos 7. Sedangkan tempat mata air hanya ada di pos 5 saja dan pasar setan berada di pos 4. Biasanya, para pendaki memutuskan untuk bermalam sebelum melanjutkan summit attack ke esokan harinya di pos 5 dan di pos 7. Ini dikarenakan, hanya kedua pos itu lah yang mendekati puncak yang terdapat shelter untuk bermalam agar ketika melanjutkan perjalanan ke puncak tidak perlu membawa semua peralatan. Ini berlaku juga dengan pendakian kami dari divisi gunung hutan. Kami memutuskan untuk bermalam di pos 5 dan melanjutkan pendakian ke puncak keesokan harinya.
Untuk sampai ke puncak Gunung Slamet, pendaki seakan-akan harus menapaki gunungan bebatuan. Ini dikarenakan medan  puncak Gunung Slamet adalah bebatuan, sehingga diperlukan kehati-hati dalam memilih pijakan. Medan yang dilalui bebatuan yang rapuh disertai angin yang cukup kencang. Waktu normal untuk mencampai puncak Gunung Slamet, kurang lebih selama 2 jam dan dihimbau untuk segera turun sebelum jam 9. Karena, jika lebih dari jam 9, pergerakan angin dan kabut semakin kuat menyebabkan jarak pandang pendaki dapat terganggu. Secara keseluruhan, medan perjalanan gunung Slamet ini adalah vertical, vegetasi pepohonan rapat, memiliki tekstur tanah gambut dan jalur pendakian jelas (tidak bercabang-cabang). Hanya saja, ketersediaan air dalam pendakian ini hanya ada di basecamp Bambangan dan dipos 5 saja.
1.       Lokasi
Gunung Slamet ini adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa yang berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Pendakian ini dilakukan melalui jalur Bambangan yaitu jalur pendakian resmi di Gunung Slamet yang terletak di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
2.       Tempat dan Waktu Kegiatan
Tempat                 : Gunung Slamet
Ketinggian           : 3.428 mdpl
Lokasi                    : Banyumas dan Pemalang, Jawa Tengah.
Hari/Tanggal       :Senin- Kamis,1- 4 Juli 2013

Catatan Perjalanan Gunung Slamet 3.428 (mdpl)

Dan pada akhirnyaa, perjalananku berlabu di tanah tertinggi Jawa Tengah, Gunung Slamet dengan ketinggian gunung 3.428 mdpl. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pendakian segera dipersiapkan. Carrier, sepatu trekking, tenda, matras, ponco (raincoat), jaket, SB ( Sleeping Bag), nesting beserta kompornya, logistik, pakaian ganti dan lain sebaginya disusun kedalam carrier. Sebagai info bahwa penyusunan (packing) berawal dari barang yang paling ringan dan paling akhir digunakan seperti SB dan pakaian ganti. Sedangkan untuk barang yang berat dan penting diposisikan ditempat yang paling atas seperti ponco (raincoat). Tujuannya agar beban terberat jatuh ke pundak bukan ke pinggul serta tidak perlu membongkar carrier ditengah perjalanan apabila barang yang penting berada di atas. Pendakianku ini dijalankan bersama 2 teman sedivisi Gunung Hutan dari Komunitas Mahasiswa Lintas Alam (KMLA) GARUDA UIN Syahid yaitu Tarzan dan Layu, serta bang Budi dan bang Mirob sebagai pendamping. Total kami ber 5 akan melakukan pendakian Gunung Slamet via Bambangan pada tanggal 1-4 Juli 2013.
Senin - Selasa, 1-2 Juli 2013
Setibanya di basecamp Garuda, aku melakukan pengecekan ulang barang dan logistik. Sekitar jam 15.30 kami telah siap untuk berangkat. Sebelumnya dilakukan pelepasan terlebih dahulu oleh pengurus di depan basecamp Garuda. Di antar menggunakan motor hingga Gapura kampus 2 dan di lanjuti dengan menaiki angkot DO1 tujuan Lebak Bulus. Setibanya di Terminal Lebak Bulus Tarzan langsung membeli tiket bus tujuan Bobotsari. Sayangnya tiket tersebut telah habis, akhirnya beralir tujuan ke Purwokerto. Sekitar jam 21.00 bus Kurnia Jaya tujuan kami siap berangkat. Perjalanan di tempuh selama 11 jam hingga turun di Sokaraja, Purwokerto.  Dilanjuti naik bus L300 selama 1 jam hingga turun di pertigaan Serayu. Dari pertigaan Serayu naik mobil Carry hingga Basecamp Bambangan selama 40 menit. Jam 10.00 siang Akhirnya kami tiba  di basecamp Bambangan. Diawali dengan Istirahat untuk makan, mengurus administrasi pendakian dengan biaya pendaftaran sebesar Rp. 5.000 dan setelahnya melakukan packing ulang. Sekitar jam 11.00 pendakian di mulai.
                Siang itu pendakian kami disuguhkan dengan pemandangan luasnya perkebunan warga setempat. Untuk mencapai pos 1, kami menempuh perjalanan selama 2 jam lebih. Ini dikarenakan, waktu untukku beradaptasi dengan medan sangat sulit sehingga perjalanan lebih banyak istirahatnya. Lagipula dari sekian banyaknya pos, perjalanan menuju pos 1 inilah perjalanan yang paling panjang dan sudah vertical. Di pos 1 ini ada shelter sehingga kami beristirahat sebentar dan segera melanjutkan perjalanan ke pos 2. Perjalanan menuju pos 2 tidak seberat perjalanan menuju pos 1. Mungkin karena sudah bisa beradaptasi dengan medan. Ditengah perjalanan, kami harus memakai ponco sebab tiba-tiba hujan turun. Itulah sebabnya kenapa ponco harus diletakkan dibagian paling atas carrier. Karena hujan bisa dengan tiba-tiba turun tanpa iduga sebelumnya. Lanjut, Kami menempuh perjalanan untuk mencapai pos 2 selama 2 jam. Di pos 2 ini tidak ada shelter seperti di pos 1. Hanya tanah lapang ditengah hutan. Istirahat lagi dan segera melanjuti perjalanan menuju pos 3 karna kami menargetkan untuk nge-camp di pos 5 atau di pos 7. Perjalanan ke pos 3 ditempuh selama 1,5 jam. Di sepanjang perjalanan menuju pos 3, terlihat akar-akar pepohonan menjulur keluar dari tanah, tekstur tanah gambut serta rindangnya pepohonan membuat udara menjadi sejuk. Sama seperti di pos 2, di pos 3 tidak ada shelter. Shelter hanya ada di pos 1, pos 5 dan pos 7. Hari semakin sore, namun belum tercium bau-bau pos 4 bahkan pos 5. Perjalanan ke pos 4 kami tempuh selama 2 jam perjalanan, cukup lama karena dari awalpun perjalanan sudah vertical sehingga ketika adzan magrib berkumandang kami baru sampai di pos 4 Samarantu. Dengar-dengar dipos 4 ini angker, makanya di kasih nama Samarantu. Arti dari Samarantu itu “samar-samar hantu” karena katanya sih sering ada penampakan. Tapi yang jelas di pos ini kami sempat istirahat cukup lama untuk membuat kopi, menghangatkan tubuh karena semakin lama udara semakin dingin. Perjalanan berlanjut. Kini, headlamp dan senter menerangi perjalanan kami. Udara kala itu begitu dingin, tapi tidak menghambat perjalanan kami untuk menemukan pos 5 pos mata air. 1,5 jam perjalanan cukup buat kami menemukan pos 5. Kami kehabisan tempat di dalam shelter sehingga harus mendirikan tenda di halaman pos 5. Sesampainya, kami langsung mendirikan tenda dan membuat makanan. Menu makanan saat itu temanya gado-gado. Logistik yang kami bawa disatupadukan. Anehnya tetap terasa nikmat haha Setelahnya kami pun bergegas masuk tenda lalu tidur untuk melakukan summit attack esok.
Rabu, 3 Juli 2013
                Sekitar jam 02.30 pagi Gelap masih mendominasi, dingin menyelimuti. Target kami untuk berangkat sekitar jam 03.00 pagi. Mempersiapkan segala kebutuhan yang mendukung untuk dibawa naik dan meninggalkan kebutuhan lainnya di pos 5. Perjalanan ke pos 6 dan pos 7 di tempuh sekitar 15 menit. Di pos 7, kami beristirahat sebentar di dalam shelter. Menyapa pendaki lain yang juga akan melakukan summit attact sama seperti kami. Semakin keatas model perjalanan semakin vertical dan vegetasi tumbuhan semakin jarang. Di pos 8 sudah tampak bunga abadi bunga edelweiss, namun sayangnya bunga itu belum mekar secara sempurna. Semakin keatas menuju pos 9, medan perjalanan mulai bebatuan. Hati-hati memilih pijakan ya, sebab bebatuan ini mudah lengser. Kabut yang membawa embun mulai terasa membasahi tubuh kami. Menuju puncak, medan perjalanan seperti gunungan bebatuan. Kami menapaki gunungan bebatuan itu dengan ekstra hati-hati memilih pijakan. Angin kala itu sangat kencang, membuat udara begitu dingin. Perjalanan menuju puncak ini, kami tempuh selama 1 jam. Setibanya di puncak, proses dokumentasi berjalan. Kami berlima berada diatas awan. Dari kejauhan terlihat gunung Kembar yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Oh Indah nian. Namun sayang, keindahan itu berubah menjadi berkabut menjadikan keindahan puncak gunung Slamet tak sempurna untuk kami pandang. Tapi tak apa, sekiranya kami telah melihat keindahan Jawa Tengah melalui Gunung Slamet. Sebelum jam 9 kami sudah turun, takut cuaca semakin parah. Proses turun ini harus lebih hati-hati lagi karena, tumpuan kita hanya kepada kaki berbeda ketika naik. Ketika naik tumpuan kita kaki dan tangan sehingga lebih kuat. Salah memilih pijakan, bebatuan itu bisa lengser. Perjalanan turun ke pos 5 ditempuh selama 2 jam. Setibanya di pos 5 langsung mempacking barang untuk segera turun. Perjalanan turun memakan waktu lama sekali. Ini dikarenakan ada permasalahan sehingga ketika sore hari baru sampai di basecamp Bambangan. Kami memutuskan untuk menginap malam itu dan pulang keesokan harinya.
Kamis, 4 Juli 2013
                Pagi hari kami telah bangun. Target kami, jam 08.00 kami sudah siap untuk pulang. Sarapan dan packing menjadi kegiatan kami kala itu. Kami pulang naik mobil Carry bapak Sugeng, pemilik rumah basecamp Bambangan menuju terminal Porwokerto. Jam 10.30 tiba dan segera mencari tiket. Kami telat, karena tujuan Lebak Bulus baru saja berangkat. Akhirnya beralih naik bus Putri Jaya jurusan Pulo Gadung. Perjalanan menjadi sangat lama karena ada perbaikan jalan sehingga menimbulkan macet. Akibatnya sampai di terminal Pulo Gadung tengah malam dan langsung mencari angkot untuk disewa hingga basecamp Garuda. Alhamdulillah misi 3P kami berhasil yaitu Perjalanan, Puncak pulang dilalui dengan selamat seperti Gunung yang baru saja kami singgahi.


0 komentar: